Monday, August 24, 2009

#16

aku pernah punya mimpi yang kupikir terlalu tak mungkin untuk tercipta

aku cinta musik
aku benar-benar suka dunia penuh musik
kupikir musik adalah suatu gambaran ekspresi, apapun ekspresi itu

memang, istilah itu bukan kudapat dari hasil googling, atau dari pakar musik manapun, hanya kata hatiku berkata demikian
dan mimpiku adalah, aku memiliki dunia, dimana tak ada harapan lain selain bermain musik dengan indah
tak ada tuntutan mencari uang sebanyak-banyaknya
tak ada ingatan tentang banyaknya tugas kuliah yang harus dikerjakan
tak ada sedetikpun tanpa musik di sekitarku
sehingga apapun yang kukerjakan semua adalah tentang realisasi keindahan suatu musik
yah.. semacam negri dongeng versiku kupikir..

sampai saatnya aku melihat deretan anak-anak berbaris di suatu lapangan di depan gedung yang sedang direnovasi
aku pernah menjadi bagian dari mereka
rela terbakar matahari, bermandi peluh,
namun tak pernah sedetikpun senyum hilang dari wajahku

sungguh, mereka sangattt berisik
yang kudengar selalu ketukan-ketukan acak dari pemain perkusi yang melatih pukulan mereka masing-masing
juga tiupan-tiupan yang kadang sumbang dan saling bersahut-sahutan tanpa pola yang jelas
dari jauh pula terlihat kibaran bendera-bendera yang terlempar ke udara
tapi keriangan mereka tak mampu membohongi siapapun bahwa mereka menikmati semua itu

dan akhirnya aku tersadar,
saat aku menjadi bagian dari mereka, negeri dongengku telah tercipta

pada waktu itu,
ada saat dimana kami menghabiskan waktu 3 hari bahkan satu minggu,
tinggal dalam satu atap, bahkan tak jarang dalam satu ruangan
berbagi kasur dengan hampir seratus orang yang ada
tak jarang ruangan itu terasa pengap karena kurangnya ventilasi di sana
juga kasur yang keras atau bahkan terlalu lembek karena hanya kasur sewaan yang kami gunakan
dan siangnya kami selalu terjemur di lapangan yang panas,
ataupun lapangan indoor yang pengap karena terisi seratus orang,
namun setiap detik kami di sana, yang kami pikirkan hanyalah bagaimana kami membuat musik yang kami bawakan terasa indah

bukankah itu yang slalu aku inginkan?
berada di dunia penuh musik
apalagi aku sendiri yang memainkan musik itu
tak hanya mendengarkan suara musik orang
dan yang lebih indah lagi,
aku berada di antara orang-orang yang mencintaiku
sahabat-sahabat yang selalu bisa menerimaku seperti adanya aku
mereka yang selalu memberiku senyum di antara peluhku
mereka yang tak ragu memelukku saat air mataku mengalir
mereka yang tak pernah segan untuk berbagi segalanya bahkan dalam kondisi terburukku
mereka yang telah mengajariku arti perjuangan
dan mereka yang selalu membuatku ingat bahwa karena mereka aku pernah punya perwujudan negri dongengku sendiri

tetaplah bersemangat teman-teman
karena semangatlah yang akan memudarkan segala letih
percayalah, kalian tak hanya sekedar orang yang berlalu tanpa arti di hidupku


VIVA MARCHING BAND UGM!!!

7 comments:

  1. owh..so sweet Anin...
    jadi kangen saat-saat latihan yang tak mungkin terulang lagi...
    hicx....

    ReplyDelete
  2. mbacanya terharu
    hiks hiks hiks

    ReplyDelete
  3. dan hidup terus berjalan...
    terus berjalan tanpa mau peduli...

    walau saat ini kita kembali ke sana pun, suasana yg pernah ada sulit di rasa kembali...

    Karena hidup harus dilanjutkan...
    Karena semua sudah berbeda...

    karena anda SUDAH TUA, Hwahahahaha...

    Piss ^o^

    VIVA MB UGM!!!

    ReplyDelete
  4. geboy, dep, akhirnya qt brjumpa d dunia blog..
    hehehe..

    emang usiamu brapa dit, ngatain aku tua.. weekk!!

    ReplyDelete
  5. weew anin lagi nostalgila..
    cieeeh
    jangan menyerah menggapai mimpimu nin
    ayoo
    kamu bisa
    hehehehe
    jangan kebanyakan nostalgila nin, tar gila beneran loh..
    selamat gempa :P

    ReplyDelete
  6. huwaaaaa q juga terharu....kurang lebih perasaan yg sama kalo q liat orang nari nin, tp bedany aq ga pnah nari sama sekali... :((

    jangan liat ke belakang terus nin, jalan di depan masih panjang, liat belakangnya lewat spion aja, biar ga nabrak :D

    ReplyDelete
  7. apa hubungannya kamu sama penari jak? *terheran-heran*

    ReplyDelete