entah kenapa aku gilo dengan yang namanya ikan
bentuknya
warnanya
tempat hidupnya
fiuhhh...
mungkin beberapa ikan memang terlihat lucu
oranye, warna cerah, akuarium bersih, ada hiasan daun dan karang,
yang seperti itu memang lucu
tapi yang kebanyakan kulihat adalah ikan yang berwarna keperak-perakan
kadang terlihat licin
tempat hidupnya di kolam yang gelap
air keruh
matanya besar
kulitnya bersisik
hwaaaaa ngeriiiiii
aku pernah mencoba menghilangkan perasaan seperti itu
mencoba memandang ikan-ikan mati yang dijual di warung
juga melihat kucing yang dengan lahap memakan ikan yang mungkin hanya tinggal kepalanya
ya, kupikir rasa takutku sudah tak separah dulu
tapi ternyata, suatu hari aku tersadar bahwa aku belum bisa menghilangkan rasa takut itu
saat itu aku berada di lobi gedung oval taman pintar
hanya ada rasa senang di pikiranku karena akhirnya aku memasuki taman pintar setelah keinginanku tertimbun begitu lama
tapi saat aku berada tepat di depan tempat pengecekan tiket
baru kusadari, jalan masuk menuju gedung oval adalah sebuah terowongan akuarium
WHATTT???
tak ingin menunjukkan rasa panikku, aku mencoba memfokuskan diri melihat ke depan,
agar pemandangan di kanan dan kiriku tak begitu terlihat
tapi mau sampai kapan aku begini?
takut dengan hal yang bagi sebagian orang justru menyenangkan
melihat ikan berlalu lalang di atas, kanan dan kiri mereka
sambil mengagumi bentuk ikan yang unik, dan ukuran yang beragam
entahlah..
Friday, October 9, 2009
Monday, August 24, 2009
#16
aku pernah punya mimpi yang kupikir terlalu tak mungkin untuk tercipta
aku cinta musik
aku benar-benar suka dunia penuh musik
kupikir musik adalah suatu gambaran ekspresi, apapun ekspresi itu
memang, istilah itu bukan kudapat dari hasil googling, atau dari pakar musik manapun, hanya kata hatiku berkata demikian
dan mimpiku adalah, aku memiliki dunia, dimana tak ada harapan lain selain bermain musik dengan indah
tak ada tuntutan mencari uang sebanyak-banyaknya
tak ada ingatan tentang banyaknya tugas kuliah yang harus dikerjakan
tak ada sedetikpun tanpa musik di sekitarku
sehingga apapun yang kukerjakan semua adalah tentang realisasi keindahan suatu musik
yah.. semacam negri dongeng versiku kupikir..
sampai saatnya aku melihat deretan anak-anak berbaris di suatu lapangan di depan gedung yang sedang direnovasi
aku pernah menjadi bagian dari mereka
rela terbakar matahari, bermandi peluh,
namun tak pernah sedetikpun senyum hilang dari wajahku
sungguh, mereka sangattt berisik
yang kudengar selalu ketukan-ketukan acak dari pemain perkusi yang melatih pukulan mereka masing-masing
juga tiupan-tiupan yang kadang sumbang dan saling bersahut-sahutan tanpa pola yang jelas
dari jauh pula terlihat kibaran bendera-bendera yang terlempar ke udara
tapi keriangan mereka tak mampu membohongi siapapun bahwa mereka menikmati semua itu
dan akhirnya aku tersadar,
saat aku menjadi bagian dari mereka, negeri dongengku telah tercipta
pada waktu itu,
ada saat dimana kami menghabiskan waktu 3 hari bahkan satu minggu,
tinggal dalam satu atap, bahkan tak jarang dalam satu ruangan
berbagi kasur dengan hampir seratus orang yang ada
tak jarang ruangan itu terasa pengap karena kurangnya ventilasi di sana
juga kasur yang keras atau bahkan terlalu lembek karena hanya kasur sewaan yang kami gunakan
dan siangnya kami selalu terjemur di lapangan yang panas,
ataupun lapangan indoor yang pengap karena terisi seratus orang,
namun setiap detik kami di sana, yang kami pikirkan hanyalah bagaimana kami membuat musik yang kami bawakan terasa indah
bukankah itu yang slalu aku inginkan?
berada di dunia penuh musik
apalagi aku sendiri yang memainkan musik itu
tak hanya mendengarkan suara musik orang
dan yang lebih indah lagi,
aku berada di antara orang-orang yang mencintaiku
sahabat-sahabat yang selalu bisa menerimaku seperti adanya aku
mereka yang selalu memberiku senyum di antara peluhku
mereka yang tak ragu memelukku saat air mataku mengalir
mereka yang tak pernah segan untuk berbagi segalanya bahkan dalam kondisi terburukku
mereka yang telah mengajariku arti perjuangan
dan mereka yang selalu membuatku ingat bahwa karena mereka aku pernah punya perwujudan negri dongengku sendiri
tetaplah bersemangat teman-teman
karena semangatlah yang akan memudarkan segala letih
percayalah, kalian tak hanya sekedar orang yang berlalu tanpa arti di hidupku
VIVA MARCHING BAND UGM!!!
aku cinta musik
aku benar-benar suka dunia penuh musik
kupikir musik adalah suatu gambaran ekspresi, apapun ekspresi itu
memang, istilah itu bukan kudapat dari hasil googling, atau dari pakar musik manapun, hanya kata hatiku berkata demikian
dan mimpiku adalah, aku memiliki dunia, dimana tak ada harapan lain selain bermain musik dengan indah
tak ada tuntutan mencari uang sebanyak-banyaknya
tak ada ingatan tentang banyaknya tugas kuliah yang harus dikerjakan
tak ada sedetikpun tanpa musik di sekitarku
sehingga apapun yang kukerjakan semua adalah tentang realisasi keindahan suatu musik
yah.. semacam negri dongeng versiku kupikir..
sampai saatnya aku melihat deretan anak-anak berbaris di suatu lapangan di depan gedung yang sedang direnovasi
aku pernah menjadi bagian dari mereka
rela terbakar matahari, bermandi peluh,
namun tak pernah sedetikpun senyum hilang dari wajahku
sungguh, mereka sangattt berisik
yang kudengar selalu ketukan-ketukan acak dari pemain perkusi yang melatih pukulan mereka masing-masing
juga tiupan-tiupan yang kadang sumbang dan saling bersahut-sahutan tanpa pola yang jelas
dari jauh pula terlihat kibaran bendera-bendera yang terlempar ke udara
tapi keriangan mereka tak mampu membohongi siapapun bahwa mereka menikmati semua itu
dan akhirnya aku tersadar,
saat aku menjadi bagian dari mereka, negeri dongengku telah tercipta
pada waktu itu,
ada saat dimana kami menghabiskan waktu 3 hari bahkan satu minggu,
tinggal dalam satu atap, bahkan tak jarang dalam satu ruangan
berbagi kasur dengan hampir seratus orang yang ada
tak jarang ruangan itu terasa pengap karena kurangnya ventilasi di sana
juga kasur yang keras atau bahkan terlalu lembek karena hanya kasur sewaan yang kami gunakan
dan siangnya kami selalu terjemur di lapangan yang panas,
ataupun lapangan indoor yang pengap karena terisi seratus orang,
namun setiap detik kami di sana, yang kami pikirkan hanyalah bagaimana kami membuat musik yang kami bawakan terasa indah
bukankah itu yang slalu aku inginkan?
berada di dunia penuh musik
apalagi aku sendiri yang memainkan musik itu
tak hanya mendengarkan suara musik orang
dan yang lebih indah lagi,
aku berada di antara orang-orang yang mencintaiku
sahabat-sahabat yang selalu bisa menerimaku seperti adanya aku
mereka yang selalu memberiku senyum di antara peluhku
mereka yang tak ragu memelukku saat air mataku mengalir
mereka yang tak pernah segan untuk berbagi segalanya bahkan dalam kondisi terburukku
mereka yang telah mengajariku arti perjuangan
dan mereka yang selalu membuatku ingat bahwa karena mereka aku pernah punya perwujudan negri dongengku sendiri
tetaplah bersemangat teman-teman
karena semangatlah yang akan memudarkan segala letih
percayalah, kalian tak hanya sekedar orang yang berlalu tanpa arti di hidupku
VIVA MARCHING BAND UGM!!!
Monday, August 3, 2009
#15
Postingan ini dibuat karena aku tau rasanya jadi mahasiswa yang ingin lulus,
tapi tak jelas prosedur apa yang harus dilakukan setelah menyelesaikan tugas akhir.
Jadi inilah yang harus dilakukan:
Setelah tugas akhir selesai dikerjakan,
bab 1 hingga akhir juga sudah dibuat dan dikonsultasikan ke dosen,
lengkapi tugas akhir itu dengan cover, halaman judul, dll sesuai dengan yang ada pada panduan penulisan tugas akhir.
Selanjutnya, ajukan kembali ke dosen untuk mendapatkan acc (=tanda tangan di ujung halaman sampul).
Tunjukkan tanda tangan tersebut ke sekretariat ilkomp,
maka akan diberikan formulir pendaftaran pendadaran.
Isi terlebih dahulu data-data pribadi pada formulir,
untuk nama-nama dosen penguji sebaiknya diisi saat bertemu dengan dosen pembimbing,
hal itu karena tak semua dosen membebaskan mahasiswanya memilih sendiri dosen pengujinya,
apalagi, formulir tersebut tetap harus dimintakan tanda tangan dosen pembimbing.
Setelah semua hal yang bersangkutan dengan dosen pembimbing selesai,
atau saat dosen sedang sulit ditemui dan tak ada yang bisa dilakukan, siapkan saja:
1. fotokopi krs
2. fotokopi slip spp semester terakhir
3. fotokopi slip bop semester terakhir
4. fotokopi ktm
5. transkrip nilai
6. kartu merah/pink (yang biasa digunakan saat konsultasi)
7. kartu ijo (daftar hadir pendadaran)
8. fotokopi skripsi 3x, cover menggunakan kertas hvs biru muda
Kalau semuanya sudah didapatkan, satukan dengan formulir dan kumpulkan kembali ke sekretariat,
kemudian tunggu hingga jadwal pendadaran dikeluarkan sambil membuat presentasi tugas akhir.
Saat jadwal pendadaran sudah diketahui,
undangan pendadaran dapat diambil di sekretariat,
(namun sampai saat ini aku tak tau apa fungsi dari surat undangan tersebut)
------------------------
proses pendadaran
------------------------
Pendadaran sudah selesai,
biasanya akan diminta melakukan revisi, ini, itu, dan lain lain..
Setelah revisi dilakukan,
siapkan lembar pengesahan,
kertas lembar pengesahan adalah kertas tebal berwarna putih tulang dengna lambang UGM di tengahnya.
Tanda tangan yang harus diminta pertama kali adalah para penguji,
kemudian bila tanda tangan penguji semua didapat, barulah bisa dimintakan tanda tangan pembimbing.
Bila semua tanda tangan sudah didapat,
berarti tugas akhir sudah diterima,
buat rangkuman tugas akhir.
Susunan rangkuman tersebut mirip dengan tugas akhir, namun tanpa kata pengantar dan lembar persembahan.
Jangan lupa juga untuk membeli kertas tipis berwarna biru muda yang memiliki lambang UGM di tengahnya,
jumlahnya sesuaikan dengan jumlah bab dan jumlah kopi tugas akhir anda,
kertas biru tersebut dipasang di antara bab pada tugas akhir,
jadi silakan hitung sendiri jumlah bab*jumlah kopian yang diminta.
Semua sudah disiapkan, silakan pilih fotokopian mana yang cukup baik untuk menfotokopi dan menjilid tugas akhir,
tugas akhir dikopi 3 kali, antar bab diberi kertas pembatas, dan dijilid hard cover dengan buffalo biru tua,
sedangkan rangkuman tak perlu diberi kertas pembatas, dan dijilid laminating dengan buffalo biru tua jua,
keterangan-keterangan tentang fotokopi dan jilid ini bisa ditanyakan kepada petugas perpustakaan yang ada tugas akhirnya,
biasanya di sana diberikan sampel kertas untuk cover.
Sebagai persiapan untuk yudisium, silakan mencicil menyiapkan hal-hal di bawah ini:
1. surat bebas pinjam (dari perpustakaan sebelah barat ruang sidang, dengan membawa fotokopi ktm, gratis)
2. surat bebas pinjam (dari upt 2 lantai 2, dengan membawa fotokopi ktm, lalu ke lantai 1 untuk mencetak surat bebas pinjam, anggota bayar 10 ribu, non anggota 15 ribu)
3. surat bebas pinjam alat (dari gedung pusat bagian kemahasiswaan, sebelah utara barat, dengan membawa fotokopi ktm, gratis)
4. transkrip nilai (bayar 1000)
5. khs semester 1 sampai selesai (bayar 1000*jumlah semester)
6. fotokopi slip spp semester terakhir
7. fotokopi slip bop semester terakhir
8. abstract
9. intisari
10. tanda terima tugas akhir dari perpustakaan (dijelaskan lebih lanjut di bawah)
11. berita acara pendadaran (dijelaskan lebih lanjut di bawah)
12. formulir pendaftaran yudisium (dari pengajaran mipa utara)
13. CD berisi dokumentasi tugas akhir dalam bentuk pdf
14. foto 3x4 hitam putih 5 lembar, 2x3 2 lembar (detail penggunaan dijelaskan di bawah)
15. fotokopi sttb
16. uang 310 ribu
Setelah fotokopi dan jilid tugas akhir dan rangkuman selesai dilakukan,
1 buah fotokopi tugas akhir, ringkasan tugas akhir, dan CD dikumpulkan ke perpustakaan yang ada tugas akhirnya,
nanti akan didapatkan lembar tanda terima tugas akhir (= poin 10).
Tunjukkan tanda terima tersebut ke sekretariat,
maka akan diberikan berita acara pendadaran (= poin 11).
1 buah fotokopi tugas akhir yang lain diberikan ke dosen pembimbing dan 1 lagi untuk kita sendiri.
Cek kembali transkrip yang telah dicetak, apakah ada mata kuliah yang belum tercantum, atau nilai belum keluar.
Tulis nama mata kuliah apa saja yang belum tercantum beserta nilainya, juga nilai yang belum keluar (termasuk tugas akhir) di bagian bawah transkrip.
Bila ada mata kuliah yang ingin dihapus, isi formulir yudisium, khususnya lemba penghapusan mata kuliah.
Serahkan transkrip yang sudah diberikan catatan tersebut, berita acara pendadaran,
beserta lembar pendaftaran yudisium (bagi yang ingin menghapus mata kuliah; formulir belum perlu tanda tangan DPA), ke bagian pengajaran mipa utara.
Biasanya akan diminta menunggu selama 2 hari sampai transkrip baru diterbitkan.
Sementara menunggu, siapkan saja berkas-berkas pada point-point di atas yang belum tersedia.
Bila semua nilai sudah sesuai dengan yang seharusnya,
transkrip, berita acara, dan formulir akan dikembalikan lagi untuk dimintakan tanda tangan pada DPA.
Setelah tanda tangan didapatkan, kumpulkan semua berkas sesuai dengan lembar pertama formulir yudisium (point 1-12) ke bagian pengajaran mipa utara,
selanjutnya akan diminta mengisi stopmap yang terdapat isian mengenai data diri, orang tua, dan 1 lembar foto 3x4 hitam putih (sudah termasuk dalam point 14).
Pengumpulan berkas yudisium sudah dilakukan,
yang dapat dilakukan selanjutnya adalah mendaftar wisuda.
Pendaftaran dilakukan di mipa utara (sebelah timur pengajaran, yang ada pintu masukknya),
yang harus dibawa pada saat mendaftar adalah fotokopi sttb (untuk pencocokan nama dengan ijazah sebelumnya).
Di dalam ruang, akan diberikan formulir pendaftaran, mengisi buku besar tentang nama, alamat, dll, dan input data calon wisudawan oleh petugas.
Setelah selesai input data, isi formulir pendaftaran wisuda, serta tempel foto 3x4 1 lembar (sudah termasuk dalam point 14) di lembar terdepan dan 2x3 2 lembar (sudah termasuk dalam point 14) di lembar ke dua.
Selanjutnya, fotokopi lembar pertama formulir pendaftaran sebanyak 2 kali,siapkan uang 310 ribu (= point 16) dan 4 buah foto 3x4 hitam putih (sudah termasuk dalam point 14) dalam tempat terpisah (diplastik atau semacamnya).
Kemudian kumpulkan formulir pendaftaran wisuda, fotokopi lembar pertama, uang, dan foto dalam tempat terpisah ke tempat kita input data wisuda sebelumnya, maka kita akan diberikan bon peminjaman toga.
Jangan lupa, cari pengumuman mengenai apa yang harus dilakukan menjelang wisuda dan tanggal-tanggal untuk mengambil toga, undangan, dan gladi bersih.
Selanjutnya, kupikir tinggal mengikuti jadwal yang ada, tak ada prosedur yang cukup repot lagi, jadi tak perlu kuperpanjang postingan ini.
Semoga ini dapat berguna untuk siapapun yang membutuhkan.
tapi tak jelas prosedur apa yang harus dilakukan setelah menyelesaikan tugas akhir.
Jadi inilah yang harus dilakukan:
Setelah tugas akhir selesai dikerjakan,
bab 1 hingga akhir juga sudah dibuat dan dikonsultasikan ke dosen,
lengkapi tugas akhir itu dengan cover, halaman judul, dll sesuai dengan yang ada pada panduan penulisan tugas akhir.
Selanjutnya, ajukan kembali ke dosen untuk mendapatkan acc (=tanda tangan di ujung halaman sampul).
Tunjukkan tanda tangan tersebut ke sekretariat ilkomp,
maka akan diberikan formulir pendaftaran pendadaran.
Isi terlebih dahulu data-data pribadi pada formulir,
untuk nama-nama dosen penguji sebaiknya diisi saat bertemu dengan dosen pembimbing,
hal itu karena tak semua dosen membebaskan mahasiswanya memilih sendiri dosen pengujinya,
apalagi, formulir tersebut tetap harus dimintakan tanda tangan dosen pembimbing.
Setelah semua hal yang bersangkutan dengan dosen pembimbing selesai,
atau saat dosen sedang sulit ditemui dan tak ada yang bisa dilakukan, siapkan saja:
1. fotokopi krs
2. fotokopi slip spp semester terakhir
3. fotokopi slip bop semester terakhir
4. fotokopi ktm
5. transkrip nilai
6. kartu merah/pink (yang biasa digunakan saat konsultasi)
7. kartu ijo (daftar hadir pendadaran)
8. fotokopi skripsi 3x, cover menggunakan kertas hvs biru muda
Kalau semuanya sudah didapatkan, satukan dengan formulir dan kumpulkan kembali ke sekretariat,
kemudian tunggu hingga jadwal pendadaran dikeluarkan sambil membuat presentasi tugas akhir.
Saat jadwal pendadaran sudah diketahui,
undangan pendadaran dapat diambil di sekretariat,
(namun sampai saat ini aku tak tau apa fungsi dari surat undangan tersebut)
------------------------
proses pendadaran
------------------------
Pendadaran sudah selesai,
biasanya akan diminta melakukan revisi, ini, itu, dan lain lain..
Setelah revisi dilakukan,
siapkan lembar pengesahan,
kertas lembar pengesahan adalah kertas tebal berwarna putih tulang dengna lambang UGM di tengahnya.
Tanda tangan yang harus diminta pertama kali adalah para penguji,
kemudian bila tanda tangan penguji semua didapat, barulah bisa dimintakan tanda tangan pembimbing.
Bila semua tanda tangan sudah didapat,
berarti tugas akhir sudah diterima,
buat rangkuman tugas akhir.
Susunan rangkuman tersebut mirip dengan tugas akhir, namun tanpa kata pengantar dan lembar persembahan.
Jangan lupa juga untuk membeli kertas tipis berwarna biru muda yang memiliki lambang UGM di tengahnya,
jumlahnya sesuaikan dengan jumlah bab dan jumlah kopi tugas akhir anda,
kertas biru tersebut dipasang di antara bab pada tugas akhir,
jadi silakan hitung sendiri jumlah bab*jumlah kopian yang diminta.
Semua sudah disiapkan, silakan pilih fotokopian mana yang cukup baik untuk menfotokopi dan menjilid tugas akhir,
tugas akhir dikopi 3 kali, antar bab diberi kertas pembatas, dan dijilid hard cover dengan buffalo biru tua,
sedangkan rangkuman tak perlu diberi kertas pembatas, dan dijilid laminating dengan buffalo biru tua jua,
keterangan-keterangan tentang fotokopi dan jilid ini bisa ditanyakan kepada petugas perpustakaan yang ada tugas akhirnya,
biasanya di sana diberikan sampel kertas untuk cover.
Sebagai persiapan untuk yudisium, silakan mencicil menyiapkan hal-hal di bawah ini:
1. surat bebas pinjam (dari perpustakaan sebelah barat ruang sidang, dengan membawa fotokopi ktm, gratis)
2. surat bebas pinjam (dari upt 2 lantai 2, dengan membawa fotokopi ktm, lalu ke lantai 1 untuk mencetak surat bebas pinjam, anggota bayar 10 ribu, non anggota 15 ribu)
3. surat bebas pinjam alat (dari gedung pusat bagian kemahasiswaan, sebelah utara barat, dengan membawa fotokopi ktm, gratis)
4. transkrip nilai (bayar 1000)
5. khs semester 1 sampai selesai (bayar 1000*jumlah semester)
6. fotokopi slip spp semester terakhir
7. fotokopi slip bop semester terakhir
8. abstract
9. intisari
10. tanda terima tugas akhir dari perpustakaan (dijelaskan lebih lanjut di bawah)
11. berita acara pendadaran (dijelaskan lebih lanjut di bawah)
12. formulir pendaftaran yudisium (dari pengajaran mipa utara)
13. CD berisi dokumentasi tugas akhir dalam bentuk pdf
14. foto 3x4 hitam putih 5 lembar, 2x3 2 lembar (detail penggunaan dijelaskan di bawah)
15. fotokopi sttb
16. uang 310 ribu
Setelah fotokopi dan jilid tugas akhir dan rangkuman selesai dilakukan,
1 buah fotokopi tugas akhir, ringkasan tugas akhir, dan CD dikumpulkan ke perpustakaan yang ada tugas akhirnya,
nanti akan didapatkan lembar tanda terima tugas akhir (= poin 10).
Tunjukkan tanda terima tersebut ke sekretariat,
maka akan diberikan berita acara pendadaran (= poin 11).
1 buah fotokopi tugas akhir yang lain diberikan ke dosen pembimbing dan 1 lagi untuk kita sendiri.
Cek kembali transkrip yang telah dicetak, apakah ada mata kuliah yang belum tercantum, atau nilai belum keluar.
Tulis nama mata kuliah apa saja yang belum tercantum beserta nilainya, juga nilai yang belum keluar (termasuk tugas akhir) di bagian bawah transkrip.
Bila ada mata kuliah yang ingin dihapus, isi formulir yudisium, khususnya lemba penghapusan mata kuliah.
Serahkan transkrip yang sudah diberikan catatan tersebut, berita acara pendadaran,
beserta lembar pendaftaran yudisium (bagi yang ingin menghapus mata kuliah; formulir belum perlu tanda tangan DPA), ke bagian pengajaran mipa utara.
Biasanya akan diminta menunggu selama 2 hari sampai transkrip baru diterbitkan.
Sementara menunggu, siapkan saja berkas-berkas pada point-point di atas yang belum tersedia.
Bila semua nilai sudah sesuai dengan yang seharusnya,
transkrip, berita acara, dan formulir akan dikembalikan lagi untuk dimintakan tanda tangan pada DPA.
Setelah tanda tangan didapatkan, kumpulkan semua berkas sesuai dengan lembar pertama formulir yudisium (point 1-12) ke bagian pengajaran mipa utara,
selanjutnya akan diminta mengisi stopmap yang terdapat isian mengenai data diri, orang tua, dan 1 lembar foto 3x4 hitam putih (sudah termasuk dalam point 14).
Pengumpulan berkas yudisium sudah dilakukan,
yang dapat dilakukan selanjutnya adalah mendaftar wisuda.
Pendaftaran dilakukan di mipa utara (sebelah timur pengajaran, yang ada pintu masukknya),
yang harus dibawa pada saat mendaftar adalah fotokopi sttb (untuk pencocokan nama dengan ijazah sebelumnya).
Di dalam ruang, akan diberikan formulir pendaftaran, mengisi buku besar tentang nama, alamat, dll, dan input data calon wisudawan oleh petugas.
Setelah selesai input data, isi formulir pendaftaran wisuda, serta tempel foto 3x4 1 lembar (sudah termasuk dalam point 14) di lembar terdepan dan 2x3 2 lembar (sudah termasuk dalam point 14) di lembar ke dua.
Selanjutnya, fotokopi lembar pertama formulir pendaftaran sebanyak 2 kali,siapkan uang 310 ribu (= point 16) dan 4 buah foto 3x4 hitam putih (sudah termasuk dalam point 14) dalam tempat terpisah (diplastik atau semacamnya).
Kemudian kumpulkan formulir pendaftaran wisuda, fotokopi lembar pertama, uang, dan foto dalam tempat terpisah ke tempat kita input data wisuda sebelumnya, maka kita akan diberikan bon peminjaman toga.
Jangan lupa, cari pengumuman mengenai apa yang harus dilakukan menjelang wisuda dan tanggal-tanggal untuk mengambil toga, undangan, dan gladi bersih.
Selanjutnya, kupikir tinggal mengikuti jadwal yang ada, tak ada prosedur yang cukup repot lagi, jadi tak perlu kuperpanjang postingan ini.
Semoga ini dapat berguna untuk siapapun yang membutuhkan.
Thursday, July 23, 2009
#14
Seminggu yang lalu, aku belajar satu hal baru di malioboro
jangan parkir di parkiran tengah pasar beringharjo kalau mau jalan2 di malioboro sampai malem
aku kok ya baru ingat, yang namanya pasar, pasti gak buka sampe malem
paling pol juga sampe jam 5 sore
tapi karena aku yang terlalu semangat cari kado di pasar dan gak kepikiran bakal menjelajah malioboro sampe malem, maka dengan polosnya, aku parkir motor di parkiran antara beringharjo bangunan timur dan barat.
Sebenernya dari awal aku juga tidak berniat untuk bertahan di malioboro sampai malem,
tapi karena aku keasyikan mencari kado di mirota batik, dan dilanjutkan menjelajah toko-toko batik sepanjang jalan malioboro, maka jadilah kami menghabiskan sore itu dengan menyusuri sepanjang jalan malioboro dari ujung selatan (mirota batik) sampai ujung utara (hotel garuda).
Setelah selesai perjalanan panjang itu, barulah terpikirkan “motorku gimana ya”
dita berusaha menghibur dengan informasi dia bahwa toko petra buka sampai malem, jadi pasti masih ada tukang parkir di sana.
OK, aku berusaha menenangkan diriku dan pikiranku dari pemikiran2 terburuk.
Awalnya, kami ingin kembali ke daerah pasar beringharjo untuk ambil motor dengan berjalan kaki,
sambil menikmati aura malioboro di malam hari.
Tapi ada yang mendesakku untuk cepat-cepat pulang.
Aku tak bisa berhenti memikirkan motorku dan helm-helm kami yang entah bagaimana nasibnya di sana.
Akhirnya, kami memutuskan untuk naik trans jogja dari hotel garuda menuju pasar beringharjo.
Semakin dekat dengan pasar, hatiku semakin tak karuan,
segala kemungkinan buruk melintas di otakku.
Apalagi setelah turun dari bus, dan melihat jalan kecil ke arah parkiran sudah gelap dan tak banyak aktifitas seperti biasanya.
Aku benar2 ketakutan,
dan yang bisa kami lakukan saat itu adalah jalan dengan setengah berlari sambil saling berpegangan tangan.
Sekitar 20 meter dari motorku seharusnya berada, kami tidak melihat apapun kecuali kegelapan, dan orang-orang yang tidur di emper toko.
Aku bener2 sudah deg-degan.
Semakin kami mendekat, semakin bisa kulihat ada sesuatu berwarna biru di balik lapak kayu yang biasa digunakan penjual emas pinggir pasar untuk jual dan beli emas.
Aku sudah lega, setidaknya motorku masih ada.
Tapi..
tak kutemukan helm satupun.
Aku sebenarnya sudah siap dengan hal ini,
“masih syukur motorku masih”
helm...
aku bisa pulang menyusuri jalan kecil, sampai di kos dita, bisa pinjem helm orang untuk pulang.
Tapi ah.. rasanya terlalu cepat aku pasrah..
dengan harapan kecil, aku berbagi tugas dengan dita untuk menyusuri daerah itu,
walau sebenarnya cukup mengerikan karena gelap, sepi, dan hanya ada beberapa orang yang sedang tidur di emper toko.
Aku melakukan itu karena mengingat kata orang “biasanya maling helm itu gak langsung dibawa pergi, tapi disembunyikan dulu”
sebenarnya aku tak bergitu percaya kata-kata itu,
secaraa,, beberapa kali helmku dan temen2ku hilang,
dan dicari di manapun tetap gak ketemu..
tapi yasudahlah..
aku hanya ingin mencari untuk menhibur diriku sendiri..
tapi tak kusangka,,
lagi-lagi di balik lapak kayu tempat jualan emas yang lain, kulihat helm dita,
hijau mencolok..
tapiiii tanpa tanduk..
kupikir demon telah dicabut tanduknya dengan paksa,
refleks, aku berteriak memanggil dita, mengabarkan bahwa helmnya ketemu, tapi tanpa tanduk,
dan di sebelah helm nya, ada helmku
hufhh betapa leganyaa..
dan lebih senang lagi, ternyata tanduk demon yang hilang bukan ulah orang-orang iseng, tapi memang sudah dimutilasi sama dita sendiri.
Dengan penuh syukur, dan berfikir positif bahwa orang-orang yang menyembunyikan motorku dan helm kami di balik lapak-lapak hanya untuk melindungi barang-barang kami agar tak terlalu mencolok untuk dicolong, akhirnya kami pulang.
Di tengah jalan..
banku bocor!!!
tapi sudah lah …
tak apa....
rasa senangku bahwa motor, helm, dan barang2ku yang tercantel di motorku masih tetap utuh dan aman mengalahkan rasa kesalku karena ban bocor dan harus menuntun motor hingga alun-alun.
Setidaknya kami bisa menikmati alun-alun di malam hari.. :D
jangan parkir di parkiran tengah pasar beringharjo kalau mau jalan2 di malioboro sampai malem
aku kok ya baru ingat, yang namanya pasar, pasti gak buka sampe malem
paling pol juga sampe jam 5 sore
tapi karena aku yang terlalu semangat cari kado di pasar dan gak kepikiran bakal menjelajah malioboro sampe malem, maka dengan polosnya, aku parkir motor di parkiran antara beringharjo bangunan timur dan barat.
Sebenernya dari awal aku juga tidak berniat untuk bertahan di malioboro sampai malem,
tapi karena aku keasyikan mencari kado di mirota batik, dan dilanjutkan menjelajah toko-toko batik sepanjang jalan malioboro, maka jadilah kami menghabiskan sore itu dengan menyusuri sepanjang jalan malioboro dari ujung selatan (mirota batik) sampai ujung utara (hotel garuda).
Setelah selesai perjalanan panjang itu, barulah terpikirkan “motorku gimana ya”
dita berusaha menghibur dengan informasi dia bahwa toko petra buka sampai malem, jadi pasti masih ada tukang parkir di sana.
OK, aku berusaha menenangkan diriku dan pikiranku dari pemikiran2 terburuk.
Awalnya, kami ingin kembali ke daerah pasar beringharjo untuk ambil motor dengan berjalan kaki,
sambil menikmati aura malioboro di malam hari.
Tapi ada yang mendesakku untuk cepat-cepat pulang.
Aku tak bisa berhenti memikirkan motorku dan helm-helm kami yang entah bagaimana nasibnya di sana.
Akhirnya, kami memutuskan untuk naik trans jogja dari hotel garuda menuju pasar beringharjo.
Semakin dekat dengan pasar, hatiku semakin tak karuan,
segala kemungkinan buruk melintas di otakku.
Apalagi setelah turun dari bus, dan melihat jalan kecil ke arah parkiran sudah gelap dan tak banyak aktifitas seperti biasanya.
Aku benar2 ketakutan,
dan yang bisa kami lakukan saat itu adalah jalan dengan setengah berlari sambil saling berpegangan tangan.
Sekitar 20 meter dari motorku seharusnya berada, kami tidak melihat apapun kecuali kegelapan, dan orang-orang yang tidur di emper toko.
Aku bener2 sudah deg-degan.
Semakin kami mendekat, semakin bisa kulihat ada sesuatu berwarna biru di balik lapak kayu yang biasa digunakan penjual emas pinggir pasar untuk jual dan beli emas.
Aku sudah lega, setidaknya motorku masih ada.
Tapi..
tak kutemukan helm satupun.
Aku sebenarnya sudah siap dengan hal ini,
“masih syukur motorku masih”
helm...
aku bisa pulang menyusuri jalan kecil, sampai di kos dita, bisa pinjem helm orang untuk pulang.
Tapi ah.. rasanya terlalu cepat aku pasrah..
dengan harapan kecil, aku berbagi tugas dengan dita untuk menyusuri daerah itu,
walau sebenarnya cukup mengerikan karena gelap, sepi, dan hanya ada beberapa orang yang sedang tidur di emper toko.
Aku melakukan itu karena mengingat kata orang “biasanya maling helm itu gak langsung dibawa pergi, tapi disembunyikan dulu”
sebenarnya aku tak bergitu percaya kata-kata itu,
secaraa,, beberapa kali helmku dan temen2ku hilang,
dan dicari di manapun tetap gak ketemu..
tapi yasudahlah..
aku hanya ingin mencari untuk menhibur diriku sendiri..
tapi tak kusangka,,
lagi-lagi di balik lapak kayu tempat jualan emas yang lain, kulihat helm dita,
hijau mencolok..
tapiiii tanpa tanduk..
kupikir demon telah dicabut tanduknya dengan paksa,
refleks, aku berteriak memanggil dita, mengabarkan bahwa helmnya ketemu, tapi tanpa tanduk,
dan di sebelah helm nya, ada helmku
hufhh betapa leganyaa..
dan lebih senang lagi, ternyata tanduk demon yang hilang bukan ulah orang-orang iseng, tapi memang sudah dimutilasi sama dita sendiri.
Dengan penuh syukur, dan berfikir positif bahwa orang-orang yang menyembunyikan motorku dan helm kami di balik lapak-lapak hanya untuk melindungi barang-barang kami agar tak terlalu mencolok untuk dicolong, akhirnya kami pulang.
Di tengah jalan..
banku bocor!!!
tapi sudah lah …
tak apa....
rasa senangku bahwa motor, helm, dan barang2ku yang tercantel di motorku masih tetap utuh dan aman mengalahkan rasa kesalku karena ban bocor dan harus menuntun motor hingga alun-alun.
Setidaknya kami bisa menikmati alun-alun di malam hari.. :D
Monday, July 13, 2009
#13
Kupikir, sudah sangat banyak tayangan-tayangan reality show yang muncul di televisi kita.
Mulai dari cari-cari jodoh, memecahkan suatu masalah, berbagi uang, atau melakukan pencarian terhadap seseorang atau keluarga mereka.
Dan pastinya, produk-produk seperti itu menjamur karena memang masyarakat kita 'membutuhkan' itu.
Entah dibutuhkan hanya sebagai tontonan, ataupun sebagai 'biro jasa' penyelesai masalah mereka.
Sudah banyak kudengar mereka disalah-salahkan.
"yang salah ya pembuat acaranya, kekurangan orang kok dimanfaatkan"
atau
"mau-maunya masalah pibadinya dipublikasikan, apa cuma nyari sensasi?"
Aku ingin kali ini berfikir dari sisi lain,
yang mungkin sebelumnya tak pernah kupikirkan karena aku juga sibuk berfikir seperti kebanyakan orang.
Apa yang membuat orang-orang itu mau mengumumkan masalahnya ke seluruh Indonesia?
Apa yang membuat orang-orang itu berharap orang asing yang belum tentu mengenal mereka mampu membantu menyelesaikan masalahnya?
Apa yang sebenarnya mereka butuhkan?
Toh apa yang dilakukan oleh reality show itu bisa dilakukan oleh orang banyak.
Mengikuti orang menggunakan kendaraan secara sembunyi-sembunyi,
menanyakan alamat suatu tempat dengan bertanya dari orang satu ke orang lain,
atau menjadi penengah bila kedua pihak sudah saling bertengkar.
Lalu mengapa mereka memilih acara televisi tersebut untuk memecahkan masalah mereka?
APAKAH TAK ADA SATUPUN TEMAN YANG MAU MEMBANTU MEREKA SAMPAI-SAMPAI MEREKA HARUS MEMINTA BANTUAN KEPADA ORANG ASING???
Entah mengapa pikiran itu melintas di otakku.
Aku tak mau menjadi teman seperti itu.
Aku tak ingin sahabatku tak merasa memiliki aku sehingga mereka harus bersusah payah mencari orang lain yang tak mereka kenal untuk membantu mereka.
Terlepas dari semua prasangka orang mengenai acara-acara reality show seperti itu..
AKU TAK INGIN SAHABATKU MENJADI BAGIAN DARI ORANG-ORANG ITU
Ingatkan aku jika aku mulai menyimpang
membuat kalian merasa tak punya siapa-siapa lagi
tak masalah jika memang hanya aku yang sanggup mendengarkan ceritamu
dan orang-orang lain lebih memilih untuk menyalahkanmu sebelum kau selesai menceritakan masalahmu.
Aku percaya bahwa tak ada yang mutlak benar kecuali Tuhan
dan tak ada yang mutlak salah kecuali setan
dan aku yakin kau bukan keduanya
Jadi bila pemikiranku ini benar,
aku akan selalu ada untukmu kawan..
whoaaaaaa
aku bisa puitis!!!
hihihihihihihi........
Mulai dari cari-cari jodoh, memecahkan suatu masalah, berbagi uang, atau melakukan pencarian terhadap seseorang atau keluarga mereka.
Dan pastinya, produk-produk seperti itu menjamur karena memang masyarakat kita 'membutuhkan' itu.
Entah dibutuhkan hanya sebagai tontonan, ataupun sebagai 'biro jasa' penyelesai masalah mereka.
Sudah banyak kudengar mereka disalah-salahkan.
"yang salah ya pembuat acaranya, kekurangan orang kok dimanfaatkan"
atau
"mau-maunya masalah pibadinya dipublikasikan, apa cuma nyari sensasi?"
Aku ingin kali ini berfikir dari sisi lain,
yang mungkin sebelumnya tak pernah kupikirkan karena aku juga sibuk berfikir seperti kebanyakan orang.
Apa yang membuat orang-orang itu mau mengumumkan masalahnya ke seluruh Indonesia?
Apa yang membuat orang-orang itu berharap orang asing yang belum tentu mengenal mereka mampu membantu menyelesaikan masalahnya?
Apa yang sebenarnya mereka butuhkan?
Toh apa yang dilakukan oleh reality show itu bisa dilakukan oleh orang banyak.
Mengikuti orang menggunakan kendaraan secara sembunyi-sembunyi,
menanyakan alamat suatu tempat dengan bertanya dari orang satu ke orang lain,
atau menjadi penengah bila kedua pihak sudah saling bertengkar.
Lalu mengapa mereka memilih acara televisi tersebut untuk memecahkan masalah mereka?
APAKAH TAK ADA SATUPUN TEMAN YANG MAU MEMBANTU MEREKA SAMPAI-SAMPAI MEREKA HARUS MEMINTA BANTUAN KEPADA ORANG ASING???
Entah mengapa pikiran itu melintas di otakku.
Aku tak mau menjadi teman seperti itu.
Aku tak ingin sahabatku tak merasa memiliki aku sehingga mereka harus bersusah payah mencari orang lain yang tak mereka kenal untuk membantu mereka.
Terlepas dari semua prasangka orang mengenai acara-acara reality show seperti itu..
AKU TAK INGIN SAHABATKU MENJADI BAGIAN DARI ORANG-ORANG ITU
Ingatkan aku jika aku mulai menyimpang
membuat kalian merasa tak punya siapa-siapa lagi
tak masalah jika memang hanya aku yang sanggup mendengarkan ceritamu
dan orang-orang lain lebih memilih untuk menyalahkanmu sebelum kau selesai menceritakan masalahmu.
Aku percaya bahwa tak ada yang mutlak benar kecuali Tuhan
dan tak ada yang mutlak salah kecuali setan
dan aku yakin kau bukan keduanya
Jadi bila pemikiranku ini benar,
aku akan selalu ada untukmu kawan..
whoaaaaaa
aku bisa puitis!!!
hihihihihihihi........
Thursday, July 9, 2009
#12
awalnya aku ingin berbagi cerita (tepatnya menyebarluaskan) kekonyolanku saat untuk yang pertama kalinya aku mencoba untuk melamar kerja.
tapi entah kenapa, di tengah usahaku untuk menulis itu, aku merasa tidak terlalu bangga bercerita bahwa aku menjadi bagian dari orang-orang itu.
orang-orang lulusan universitas terkemuka yang berebut suatu pekerjaan yang sebenarnya belum tentu sesuai dengan kemauan mereka.
aku jauh lebih bangga saat aku mengiklankan pernak-pernik yang kubuat sendiri, dan akhirnya disukai, dibeli dan dipakai orang.
menurutku, itu jauh lebih keren.. :D
tapi sudahlah, aku sedang malas membahas itu
jadi mari kita berbagi cerita yang lain..
berawal binatang favorit sahabatku yang aneh... JERAPAH!!! (kalimatnya memang saya buat sedikit ambigu :D)
salah satu lokasi wisata jogja GEMBIRA LOKA terpikir di otaknya.
dan karena kami teman-temannya yang baik, maka aku bersama 2 orang temanku memutuskan untuk menemani dia berkeliling gembira loka (sok baik, padahal sebenernya pengen juga).
dengan tujuan utama JERAPAH, dan tujuan kedua GORILA, kami mengawali perjalanan itu dengan makan klepon (informasi gak penting).
padahal sebenernya kami blom bener-bener masuk ke area kebun binatang. gimana gak, lha binatang hidup aja blom ketemu, kecuali semut, sama nyamuk.
tapi ya sudahlah, lha wong dita udah kelaparan.. daripada niat ketemu jerapah gagal gara-gara sakit maag kumat?? hehehe piss dit!!!
hewan hidup pertama yang kulihat adalah... gajah!!!
padahal awalnya aku dan dita pengen naik berbagai macam hewan di sana, especially gajah, soalnya menurutku naik gajah segede itu bakal mirip dengan naik appa, binatang impianku..
tapi ternyata, gajah yang kulihat kotor, dan pesing!!! hihihihihi rodo nggilani...
gagal deh mau pura-pura naik appa..
singkat cerita, hampir semua kandang yang ada kami sambangi (ciehhh... kami 'sambangi'... nggaya banget bahasane).
tapi kebanyakan hewan yang ada di dalam kandang hanya diam, tidur, atao tenggelam di dalam kolam yang ada di dalam kandangnya.
gak banyak yang beraktifitas seperti yang seharusnya mereka lakukan.
monyet lompat-lompat, harimau ngaum, kudanil jalan-jalan, yah.. pokoknya aktifitas-aktifitas hewani seperti yang sudah kami harapkan.
yah memang gak semua hewan hanya diam saja, ada aja yang tetep caper seperti beberapa ekor siamang yang berisik dan merak yang pamer ekor (tapi cuma keliatan pantatnya). sisanya?? NDHEKEM!! (yang nggak dong artinya gak usah nyari di google translate, gak bakal ada)
sempet terfikir, apa kami salah waktu berkunjung ya?? sampai-sampai hampir smua hewan di sana masih terlelap, atau... mereka sudah terlalu bosan untuk melihat manusia lalu lalang di atas kandang mereka sambil melempari mereka dengan teriakan, kacang, dan kilasan lampu blitz.
mungkin alasan kedua itu lebih bisa diterima.
apa yang dapat mereka lakukan saat mereka hanya sendiri di dalam dinding semen dan di atasnya penuh dengan kepala manusia yang melongok?
apa yang dapat mereka lakukan bila bahkan mereka sendiri tidak tahu apa yang seharusnya mereka lakukan karena mereka tak pernah hidup di alam mereka yang sebenarnya?
apa yang dapat mereka lakukan bila sekeliling mereka hanya ada 3 hal, genangan air, tanah kering, dan tembok tinggi?
lanjut!!!!
sampai satu sisi danau sudah kami kunjungi, tapi dita hanya bisa bertemu teman lamanya. kandang nomor berapa aku juga lupa, yang jelas sejenis monyet, besar (atau gendut?), dan diam di bawah kolong. difoto juga gak keliatan dit!!
tapi untung tu monyet baik hati, mau keluar kolong barang sebentar biar bisa foto sama temen lamanya :D
dan akhirnya, kami (lebih tepatnya hanya aku dan dita) pingin naik bebek air!!!
tapi mendengar cerita-cerita tentang bebek air di lokasi lain yang tenggelam, ada kecelakaan, plus ngantrinya buanyak... nyaliku ciut juga..
dita juga gak banyak protes, kuanggap dia setuju untuk gagal naik bebek air, dan yang kita lakukan akhirnya adalah..
pura-pura piknik di pinggir danau sambil nggelar mantol dan nyemil.
mantol?? yups.. mantolku dibuat alas duduk di pinggir danau!!!! hahahaha
tenang aja dit, fir, te, bsok kalo aku dah numpang nyuci mantol di tempat cuci motor, kalian ikut tak tagih kok..
sambil menikmati orang-orang naik bebek air yang macet kalo di dekat saluran keluar air, angin sepoi-sepoi, danau kehijau-hijauan (rada hiyeks), banyak/angsa/bebek di seberang, pohon-pohon tinggi, dan lagu-lagu st12, wali, kangen, pokoknya jenis-jenis itulah..(jangan salahkan kami, itu yang masang lagu pihak gembira loka nya), kami menikmati siang sambil membicarakan hal gak penting sampe masalah masa depan.
sok yes banget pake ngomongin masa depan. (sok yes => pinjem istilahnya pipin :D)
capek piknik, perjalanan dilanjutkan dengan (tetap) mencari sosok jerapah yang (katanya) memang ada di gembira loka.
setelah dita mulai menerima kenyataan bahwa memang di sana tidak ada jerapah, didukung dengan pernyataan petugas gembiraloka yang memang katanya gak ada jerapah, akhirnya kami memutuskan pulang.
tapi saudara saudara.....
tepat di ujung perjalanan, batere kamera dah kedap-kedip, dita berhasil menemukan sosok tinggi, coklat belang-belang krem.
tentu saja,,, itu hanya patung jerapah!!!!
hahahahahahahahaha
pengen ketawa ngakak, tapi kasian ditanya..
setidaknya dia sudah menemukan sosok itu
walaupun hanya berupa bentukan semen keras yang catnya sudah lusuh karena (kayaknya) udah pernah dinaikin orang.
hahahahahaha
masih pengen ketawa aja melihat nasib dita yang begitu mengenaskan..
tapi tak apalah..
setidaknya ada patungnya..
bergembiralah dit!!!
=))
tapi entah kenapa, di tengah usahaku untuk menulis itu, aku merasa tidak terlalu bangga bercerita bahwa aku menjadi bagian dari orang-orang itu.
orang-orang lulusan universitas terkemuka yang berebut suatu pekerjaan yang sebenarnya belum tentu sesuai dengan kemauan mereka.
aku jauh lebih bangga saat aku mengiklankan pernak-pernik yang kubuat sendiri, dan akhirnya disukai, dibeli dan dipakai orang.
menurutku, itu jauh lebih keren.. :D
tapi sudahlah, aku sedang malas membahas itu
jadi mari kita berbagi cerita yang lain..
berawal binatang favorit sahabatku yang aneh... JERAPAH!!! (kalimatnya memang saya buat sedikit ambigu :D)
salah satu lokasi wisata jogja GEMBIRA LOKA terpikir di otaknya.
dan karena kami teman-temannya yang baik, maka aku bersama 2 orang temanku memutuskan untuk menemani dia berkeliling gembira loka (sok baik, padahal sebenernya pengen juga).
dengan tujuan utama JERAPAH, dan tujuan kedua GORILA, kami mengawali perjalanan itu dengan makan klepon (informasi gak penting).
padahal sebenernya kami blom bener-bener masuk ke area kebun binatang. gimana gak, lha binatang hidup aja blom ketemu, kecuali semut, sama nyamuk.
tapi ya sudahlah, lha wong dita udah kelaparan.. daripada niat ketemu jerapah gagal gara-gara sakit maag kumat?? hehehe piss dit!!!
hewan hidup pertama yang kulihat adalah... gajah!!!
padahal awalnya aku dan dita pengen naik berbagai macam hewan di sana, especially gajah, soalnya menurutku naik gajah segede itu bakal mirip dengan naik appa, binatang impianku..
tapi ternyata, gajah yang kulihat kotor, dan pesing!!! hihihihihi rodo nggilani...
gagal deh mau pura-pura naik appa..
singkat cerita, hampir semua kandang yang ada kami sambangi (ciehhh... kami 'sambangi'... nggaya banget bahasane).
tapi kebanyakan hewan yang ada di dalam kandang hanya diam, tidur, atao tenggelam di dalam kolam yang ada di dalam kandangnya.
gak banyak yang beraktifitas seperti yang seharusnya mereka lakukan.
monyet lompat-lompat, harimau ngaum, kudanil jalan-jalan, yah.. pokoknya aktifitas-aktifitas hewani seperti yang sudah kami harapkan.
yah memang gak semua hewan hanya diam saja, ada aja yang tetep caper seperti beberapa ekor siamang yang berisik dan merak yang pamer ekor (tapi cuma keliatan pantatnya). sisanya?? NDHEKEM!! (yang nggak dong artinya gak usah nyari di google translate, gak bakal ada)
sempet terfikir, apa kami salah waktu berkunjung ya?? sampai-sampai hampir smua hewan di sana masih terlelap, atau... mereka sudah terlalu bosan untuk melihat manusia lalu lalang di atas kandang mereka sambil melempari mereka dengan teriakan, kacang, dan kilasan lampu blitz.
mungkin alasan kedua itu lebih bisa diterima.
apa yang dapat mereka lakukan saat mereka hanya sendiri di dalam dinding semen dan di atasnya penuh dengan kepala manusia yang melongok?
apa yang dapat mereka lakukan bila bahkan mereka sendiri tidak tahu apa yang seharusnya mereka lakukan karena mereka tak pernah hidup di alam mereka yang sebenarnya?
apa yang dapat mereka lakukan bila sekeliling mereka hanya ada 3 hal, genangan air, tanah kering, dan tembok tinggi?
lanjut!!!!
sampai satu sisi danau sudah kami kunjungi, tapi dita hanya bisa bertemu teman lamanya. kandang nomor berapa aku juga lupa, yang jelas sejenis monyet, besar (atau gendut?), dan diam di bawah kolong. difoto juga gak keliatan dit!!
tapi untung tu monyet baik hati, mau keluar kolong barang sebentar biar bisa foto sama temen lamanya :D
dan akhirnya, kami (lebih tepatnya hanya aku dan dita) pingin naik bebek air!!!
tapi mendengar cerita-cerita tentang bebek air di lokasi lain yang tenggelam, ada kecelakaan, plus ngantrinya buanyak... nyaliku ciut juga..
dita juga gak banyak protes, kuanggap dia setuju untuk gagal naik bebek air, dan yang kita lakukan akhirnya adalah..
pura-pura piknik di pinggir danau sambil nggelar mantol dan nyemil.
mantol?? yups.. mantolku dibuat alas duduk di pinggir danau!!!! hahahaha
tenang aja dit, fir, te, bsok kalo aku dah numpang nyuci mantol di tempat cuci motor, kalian ikut tak tagih kok..
sambil menikmati orang-orang naik bebek air yang macet kalo di dekat saluran keluar air, angin sepoi-sepoi, danau kehijau-hijauan (rada hiyeks), banyak/angsa/bebek di seberang, pohon-pohon tinggi, dan lagu-lagu st12, wali, kangen, pokoknya jenis-jenis itulah..(jangan salahkan kami, itu yang masang lagu pihak gembira loka nya), kami menikmati siang sambil membicarakan hal gak penting sampe masalah masa depan.
sok yes banget pake ngomongin masa depan. (sok yes => pinjem istilahnya pipin :D)
capek piknik, perjalanan dilanjutkan dengan (tetap) mencari sosok jerapah yang (katanya) memang ada di gembira loka.
setelah dita mulai menerima kenyataan bahwa memang di sana tidak ada jerapah, didukung dengan pernyataan petugas gembiraloka yang memang katanya gak ada jerapah, akhirnya kami memutuskan pulang.
tapi saudara saudara.....
tepat di ujung perjalanan, batere kamera dah kedap-kedip, dita berhasil menemukan sosok tinggi, coklat belang-belang krem.
tentu saja,,, itu hanya patung jerapah!!!!
hahahahahahahahaha
pengen ketawa ngakak, tapi kasian ditanya..
setidaknya dia sudah menemukan sosok itu
walaupun hanya berupa bentukan semen keras yang catnya sudah lusuh karena (kayaknya) udah pernah dinaikin orang.
hahahahahaha
masih pengen ketawa aja melihat nasib dita yang begitu mengenaskan..
tapi tak apalah..
setidaknya ada patungnya..
bergembiralah dit!!!
=))
Thursday, June 18, 2009
#11
woooiiiii pembeli adalah raja!!!
pengeeeen banget neriakin kata itu di depan petugas sebuah tempat fotokopian yang sepintas terlihat punya fasilitas yang sangat lengkap dan bagus.
tempat fotokopian itu emang gak jual apa2, tapi bukannya saat kita forokopi di sana itu berarti kita udah beli kertas, tinta ato apalah yang dibutuhin untuk menciptakan hasil fotokopian yang nantinya dikasih ke kita.
tempat fotokopian itu besar, ada di deket area kampus, sekolah, lokasi umum, yang notabene banyak orang bersliweran di sana, alatnya banyak, lengkap, pegawainya pun saking banyaknya sampai ada yang cuma leyeh-leyeh gara-gara gak ada kerjaan.
seharusnya tempat kayak gitu udah menjamin kualitas barang ato layanan terhadap pelanggan itu bagus, tapi???
udah dua kali aku dikecewakan di sana. gak cuma dikecewakan, tapi dibikin dongkol, sebel, pengen lempar gunting yang udah stand by di meja tempat ku nunggu hasil fotokopian.
peristiwa pertama
waktu musim um ugm, aku termasuk orang yang gak ngerti-ngerti amat tentang denah lokasi fakultas-fakultas di ugm. alhasil, aku dapet peta ukuran gede yang udah lengkap ada nama fakultas, dan nomor-nomor ujian yang ujian di fakultas itu.
karna itu peta punya orang, jadilah aku inisiatif buat fotokopi, itung-itung biar kalo tar lupa lagi, gak mesti tanya-tanya orang.
karna di beberapa tempat fotokopian area ugm gak ada yang punya fasilitas mesin fotokopian buat kertas segede itu, akhirnya aku dilempar ke tempat fotokopian ini.
awal aku buka pintu fotokopian, udah disambut dengan tawa (inget, tawa, bukan senyum!!) sinis sang pegawai yang berkata "pasti fotokopi peta!". padahal aku blom bilang apapun ke mereka!!
tanpa ba bi bu lagi, dengan gaya sok bossy, pegawai itu langsung nunjuk ke bagian dalam tempat fotokopian tanpa aku ngerti apa maksud dia.
secara... itu baru pertama kali aku masuk di tempat itu dan setauku di setiap tempat fotokopian pelanggan hanya tinggal duduk di depan, menyebutkan request, lalu kertas dibawa ke belakang, ato samping, ato bagian manapun yang punya jatah nglakukin tugas, dan jadi!!!
mungkin karna saat itu tampangku bener-bener memperlihatkan bahwa aku gak tau apa yang dimakskud dengan pegawai itu dengan tunjuk-tunjuk bagian belakang tempat fotokopian tanpa berkata apapun, akhirnya dia berkata "masuk aja ke sana mbaaak..!!" dengan gaya seakan-akan aku adalah orang yang paling bodoh karena gitu aja gak ngerti.
akhirnya setelah sekian detik berfikir dan mengikuti arah tangan pegawai itu, aku baru sadar bahwa di samping belakang ruang itu ada pintu masuk ke ruang lain.
dan karena udah sebel liat petugas yang (sangat) menyebalkan itu, aku langsung masuk aja ke ruang dalam itu,
gak peduli itu beneran maksud petugasnya ato bukan.
dan.. ternyata benar, di dalam ruang itu ada ruang lagi yang penuh dengan mesin fotokopian yang bentuknya macem-macem.
ok, kupikir karna petugas di sini terlihat lebih profesional, kupikir pelayanan buruk yang kudapatkan di depan tadi gak akan berulang. ternyataa..
gak jauh beda!!
"pasti peta lagi!! hoi... peta lagi ni!!!"
pegawai yang mendatangi aku dan kupikir akan mengatakan sesuatu yang lebih baik ternyata malah mengatakan hal itu. gimana gak tambah sebel??!!!
alhasil, aku keluar dari tempat fotokopian itu dengan perasaan terhina (agak lebay kalo ini), sebel, dongkol, dan mengingatkan diri sendiri buat gak dateng ke tempat fotokopian itu lagi.
peristiwa kedua
udah sekian lama peristiwa pertama terlupakan, sampai-sampai aku lupa bahwa di fotokopian itu, pelayanannya sangat menyebalkan.
hingga kemaren, saat aku butuh fotokopi kualitas bagus tapi harus cepat karna dosen sudah menunggu, aku pergi ke tempat fotokopian itu bareng sama temenku, berharap, cepet difotokopi, dia mau cepet pulang, dan aku ketemu dosen dengan sukses.
tapi ternyata.. harapan tinggal harapan..
setelah aku utarakan maksudku fotokopi apa dll dll.. petugas itu berkata "tapi kami gak tanggung jawab lho kalo kertasnya rusak!!"
aku emang mau fotokopi dengan kertas yang kubawa sendiri, yang tidak lazim tapi aku yakin udah banyak yang fotokopi pake kertas itu.
tapi setidaknya katakan dengan lebih baik kan bisa!!
"maaf mbak, ada kemungkinan kertasnya rusak kalo buat fotokopi, gimana?"
ato kalimat apalah yang lebih ramah seperti layaknya pegawai melayani pelanggan.
dan karena aku terburu-buru dan bingung karena takut kertasku benar-rusak, aku berkata "trus gimana mas? saya butuh fotokopi pakai ini?!"
dan percakapan singkat itu diakhiri dengan aksi tunjuk tangan ke arah ruang dalam seperti peristiwa pertama.
merasa dejavu dengan aksi itu, aku langsung inget peristiwa pertama yang sempet bikin aku illfeel itu dan memutuskan langsung masuk ke bagian dalam tanpa perlu berkata terimakasih untuk pelayanan yang aneh itu.
sesampainya di dalam, tanpa kutahu jenis antrian yang dianut sistem pelayanan di sana, aku didatangi oleh sang pegawai yang menanyakan apa kebutuhanku di sana.
padahal, aku jelas-jelas tahu kalo mas-mas di sampingku datang lebih dulu.
merasa mendapatkan keberuntungan karena dilayani terlebih dahulu, aku membiarkan kertasku diambil oleh petugas dengan menyebutkan apa kebutuhanku.
lagi-lagi aku dihadapkan pada pernyataan "tapi kami tidak tanggung jawab kalau kertasnya rusak ya mbak"
setelah itu kupikir kertasku akan langsung diproses tapi ternyata??
diletakkan begitu saja di atas mesin fotokopian dan mengerjakan pekerjaan yang lain.
berusaha berfikir positif bahwa mungkin ada pekerjaan lain yang harus dilakukan petugas itu, aku membiarkannya melakukan hal yang lain.
tapi ternyataaaa
kertasku diletakkan begitu saja selama sekitar 15 menit.
sedangkan di sibuk melayani pelanggan lain di ruangan itu.
sampai akhirnya karena aku dan temanku sudah tidak sabar dan mengetuk-ngetuk meja dengan gunting yang ada di sana, kertas ku diproses juga.
tapi ternyata tidak berhasil secepat itu, waktu diproses pun kertasku masih ditinggal-tinggal mengerjakan hal lain.
dan setelah kusadari, aku berada di sana jauh lebih lama dari yang lain.
karena saat aku pulang, hanya ada aku saja pelanggan yang tersisa saat itu.
dan setelah melihat waktu, aku baru sadar,
AKU ADA DI SANA SELAMA SETENGAH JAM HANYA UNTUK FOTOKOPI 5 LEMBAR!!!!
benar-benar mengesalkan!!!!!
pengeeeen banget neriakin kata itu di depan petugas sebuah tempat fotokopian yang sepintas terlihat punya fasilitas yang sangat lengkap dan bagus.
tempat fotokopian itu emang gak jual apa2, tapi bukannya saat kita forokopi di sana itu berarti kita udah beli kertas, tinta ato apalah yang dibutuhin untuk menciptakan hasil fotokopian yang nantinya dikasih ke kita.
tempat fotokopian itu besar, ada di deket area kampus, sekolah, lokasi umum, yang notabene banyak orang bersliweran di sana, alatnya banyak, lengkap, pegawainya pun saking banyaknya sampai ada yang cuma leyeh-leyeh gara-gara gak ada kerjaan.
seharusnya tempat kayak gitu udah menjamin kualitas barang ato layanan terhadap pelanggan itu bagus, tapi???
udah dua kali aku dikecewakan di sana. gak cuma dikecewakan, tapi dibikin dongkol, sebel, pengen lempar gunting yang udah stand by di meja tempat ku nunggu hasil fotokopian.
peristiwa pertama
waktu musim um ugm, aku termasuk orang yang gak ngerti-ngerti amat tentang denah lokasi fakultas-fakultas di ugm. alhasil, aku dapet peta ukuran gede yang udah lengkap ada nama fakultas, dan nomor-nomor ujian yang ujian di fakultas itu.
karna itu peta punya orang, jadilah aku inisiatif buat fotokopi, itung-itung biar kalo tar lupa lagi, gak mesti tanya-tanya orang.
karna di beberapa tempat fotokopian area ugm gak ada yang punya fasilitas mesin fotokopian buat kertas segede itu, akhirnya aku dilempar ke tempat fotokopian ini.
awal aku buka pintu fotokopian, udah disambut dengan tawa (inget, tawa, bukan senyum!!) sinis sang pegawai yang berkata "pasti fotokopi peta!". padahal aku blom bilang apapun ke mereka!!
tanpa ba bi bu lagi, dengan gaya sok bossy, pegawai itu langsung nunjuk ke bagian dalam tempat fotokopian tanpa aku ngerti apa maksud dia.
secara... itu baru pertama kali aku masuk di tempat itu dan setauku di setiap tempat fotokopian pelanggan hanya tinggal duduk di depan, menyebutkan request, lalu kertas dibawa ke belakang, ato samping, ato bagian manapun yang punya jatah nglakukin tugas, dan jadi!!!
mungkin karna saat itu tampangku bener-bener memperlihatkan bahwa aku gak tau apa yang dimakskud dengan pegawai itu dengan tunjuk-tunjuk bagian belakang tempat fotokopian tanpa berkata apapun, akhirnya dia berkata "masuk aja ke sana mbaaak..!!" dengan gaya seakan-akan aku adalah orang yang paling bodoh karena gitu aja gak ngerti.
akhirnya setelah sekian detik berfikir dan mengikuti arah tangan pegawai itu, aku baru sadar bahwa di samping belakang ruang itu ada pintu masuk ke ruang lain.
dan karena udah sebel liat petugas yang (sangat) menyebalkan itu, aku langsung masuk aja ke ruang dalam itu,
gak peduli itu beneran maksud petugasnya ato bukan.
dan.. ternyata benar, di dalam ruang itu ada ruang lagi yang penuh dengan mesin fotokopian yang bentuknya macem-macem.
ok, kupikir karna petugas di sini terlihat lebih profesional, kupikir pelayanan buruk yang kudapatkan di depan tadi gak akan berulang. ternyataa..
gak jauh beda!!
"pasti peta lagi!! hoi... peta lagi ni!!!"
pegawai yang mendatangi aku dan kupikir akan mengatakan sesuatu yang lebih baik ternyata malah mengatakan hal itu. gimana gak tambah sebel??!!!
alhasil, aku keluar dari tempat fotokopian itu dengan perasaan terhina (agak lebay kalo ini), sebel, dongkol, dan mengingatkan diri sendiri buat gak dateng ke tempat fotokopian itu lagi.
peristiwa kedua
udah sekian lama peristiwa pertama terlupakan, sampai-sampai aku lupa bahwa di fotokopian itu, pelayanannya sangat menyebalkan.
hingga kemaren, saat aku butuh fotokopi kualitas bagus tapi harus cepat karna dosen sudah menunggu, aku pergi ke tempat fotokopian itu bareng sama temenku, berharap, cepet difotokopi, dia mau cepet pulang, dan aku ketemu dosen dengan sukses.
tapi ternyata.. harapan tinggal harapan..
setelah aku utarakan maksudku fotokopi apa dll dll.. petugas itu berkata "tapi kami gak tanggung jawab lho kalo kertasnya rusak!!"
aku emang mau fotokopi dengan kertas yang kubawa sendiri, yang tidak lazim tapi aku yakin udah banyak yang fotokopi pake kertas itu.
tapi setidaknya katakan dengan lebih baik kan bisa!!
"maaf mbak, ada kemungkinan kertasnya rusak kalo buat fotokopi, gimana?"
ato kalimat apalah yang lebih ramah seperti layaknya pegawai melayani pelanggan.
dan karena aku terburu-buru dan bingung karena takut kertasku benar-rusak, aku berkata "trus gimana mas? saya butuh fotokopi pakai ini?!"
dan percakapan singkat itu diakhiri dengan aksi tunjuk tangan ke arah ruang dalam seperti peristiwa pertama.
merasa dejavu dengan aksi itu, aku langsung inget peristiwa pertama yang sempet bikin aku illfeel itu dan memutuskan langsung masuk ke bagian dalam tanpa perlu berkata terimakasih untuk pelayanan yang aneh itu.
sesampainya di dalam, tanpa kutahu jenis antrian yang dianut sistem pelayanan di sana, aku didatangi oleh sang pegawai yang menanyakan apa kebutuhanku di sana.
padahal, aku jelas-jelas tahu kalo mas-mas di sampingku datang lebih dulu.
merasa mendapatkan keberuntungan karena dilayani terlebih dahulu, aku membiarkan kertasku diambil oleh petugas dengan menyebutkan apa kebutuhanku.
lagi-lagi aku dihadapkan pada pernyataan "tapi kami tidak tanggung jawab kalau kertasnya rusak ya mbak"
setelah itu kupikir kertasku akan langsung diproses tapi ternyata??
diletakkan begitu saja di atas mesin fotokopian dan mengerjakan pekerjaan yang lain.
berusaha berfikir positif bahwa mungkin ada pekerjaan lain yang harus dilakukan petugas itu, aku membiarkannya melakukan hal yang lain.
tapi ternyataaaa
kertasku diletakkan begitu saja selama sekitar 15 menit.
sedangkan di sibuk melayani pelanggan lain di ruangan itu.
sampai akhirnya karena aku dan temanku sudah tidak sabar dan mengetuk-ngetuk meja dengan gunting yang ada di sana, kertas ku diproses juga.
tapi ternyata tidak berhasil secepat itu, waktu diproses pun kertasku masih ditinggal-tinggal mengerjakan hal lain.
dan setelah kusadari, aku berada di sana jauh lebih lama dari yang lain.
karena saat aku pulang, hanya ada aku saja pelanggan yang tersisa saat itu.
dan setelah melihat waktu, aku baru sadar,
AKU ADA DI SANA SELAMA SETENGAH JAM HANYA UNTUK FOTOKOPI 5 LEMBAR!!!!
benar-benar mengesalkan!!!!!
Sunday, June 14, 2009
#10
aku tiba-tiba ingat aku punya blog!!!
hahahahahaha.....
sudah sekian bulan blog ini terlupakan,
OK, mulai sekarang,, aku akan memulainya lagi..
START!!!!!
hahahahahaha.....
sudah sekian bulan blog ini terlupakan,
OK, mulai sekarang,, aku akan memulainya lagi..
START!!!!!
Subscribe to:
Posts (Atom)